Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya
semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau
Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang
bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8
sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda
sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga,
anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan
subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru
Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya
secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command
ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta
soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x
- 2
Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan
subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal
Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam
mengerjakan soal dalam waktu terbatas.
REFERENSI
Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP),
Cisco Systems.
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
Konsep Subnet
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan
ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto
terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah
Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah
di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan
menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan
lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru,
masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan
memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap
gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah
gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi
ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja
menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host).
Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur
lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa
ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya
dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan
HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST
ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang
ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting
jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing
subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca
bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang
BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto
tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET
MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut
tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk
masing-masing Class IP Address adalah sbb:CLASS
OKTET PERTAMA SUBNET MAS
DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255
IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan kejaringan dan peralatan
jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka
biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh
tanda titik seperti 192.16.10.01 atau dimisalkan berformat w.x.y.z. IP address
adalah protokol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi
di dalam jaringan.
IP address memiliki kelas-kelas seperti pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Kelas-kelas IP address
Kelas Range Network ID Host ID Default Subnet Mask
A 1-126 w x.y.z 255.0.0.0
B 128-191 w.x y.z 255.255.0.0
C 192-223 w.x.y z 255.255.255.0
catatan: masih ada kelas D yang jarang digunakan, dan ada IPV6 yang
bakal digunakan jika IPV4 ini sudah tida mencukupi.
Misalnya Ada IP 192.168.0.100 maka termasuk IP Address Kelas C
Subnetting
Jika seorang pemilik sebuah IP Address kelas B misalnya memerlukan
lebih dari satu network ID maka ia harus mengajukan permohonan ke internic
untuk mendapatkan IP Address baru. Namun persediaan IP Address sangat terbatas
karena banyak menjamurnya situs-situs di internet.
Untuk mengatasi ini timbulah suatu teknik memperbanyak network ID
dari satu network yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, di mana
sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan.
Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan
subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat
di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat dipakai
adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian kelompok IP address
yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan
subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang
terselubung
Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address
193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0
dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui
berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau
11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID
diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5
bit yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet
= 25-2 = 30
Bit terselubung adalah bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit
tidak terselubung adalah bit yang di wakili dengan angka 0.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Reviewed by Pak Gulo
on
April 25, 2015
Rating:
Tidak ada komentar: